Gambaran Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Kode Diagnosa Pasien Jiwa dengan Skizofrenia Pada DRM Rawat Inap Ruang Murai B di RSKJ Soeprapto Bengkulu
DOI:
https://doi.org/10.51851/jmis.v2i2.34Abstract
Kualitas data dan informasi pelayanan kesehatan membutuhkan keakuratan dan kekonsistenan data yang dikode. Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan kewajiban, hak, dan tanggungjawab dokter (tenaga medis) terkait Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas keakuratan kode dari suatu diagnosis yang telah ditetapkan oleh tenaga medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui ketepatan kode diagnose dan tingkat pengetahuan petugas RM pada ruang Murai B (pendidikan, SOP, dan Buku ICD) DRM di unit RM RSKJ Soeprapto Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan deskriptif. Sampel penelitian ini terdiri dari 83 DRM dan 20 petugas RM, dengan teknik pengambilan sampel Systematic Random Sampling. Untuk mendapatkan data ketepatan kode diagnose menggunakan lembar observasi, untuk mendapatkan data pengetahuan menggunakan kuesioner dan untuk mendapatkan data tentang SOP dan Buku ICD menggunakan pedoman wawancara. Setelah data terkumpul dianalisis secara univariat (menggunakan tabel dan narasi). Hasil penelitian ini di dapatkan bahwa dari 83 DRM 44 (53,01%) dengan kode diagnosa tidak tepat. Dari 20 petugas rekam medis manyoritas berpengetahuan kurang yaitu 14 (70%). Penentuan kode diagnosa tidak sesuai SOP karena dilakukan oleh Dokter. Dokter dalam memberi kode diagnosa penyakit tidak berpedoman pada buku ICD-10. Diharapkan peningkatan frekuensi pelatihan pada petugas yang belum mengikuti pelatihan dan perlunya dokter diikutkan dalam pelatihan mengenai penentuan kode diagnosis.